Perjalanan Panjang dari Masa Pra-Sejarah Hingga Kini.
Pulau Jawa, dengan kepadatan penduduknya yang tinggi dan sejarah yang kaya, adalah salah satu titik pusat budaya, ekonomi, dan politik di Indonesia. Namun, asal-usul terbentuknya pulau ini jauh lebih tua daripada peradaban manusia yang menghuninya.
Pulau Jawa termasuk pulau terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Sejarah terbentuknya Pulau Jawa pun sangatlah panjang.
Mari kita telusuri jejak sejarah Pulau Jawa, dari masa pra-sejarah hingga kini.
Masa Pra-Sejarah.
Pembentukan Geologis.
Pulau Jawa terbentuk melalui proses geologis yang panjang dan kompleks. Sekitar 45 juta tahun yang lalu, aktivitas tektonik yang intens menyebabkan terbentuknya jalur pegunungan di wilayah ini. Gerakan lempeng tektonik yang terus-menerus menciptakan gunung-gunung, lembah-lembah, dan cekungan-cekungan yang menjadi ciri khas pulau ini.
Pemerian geologi Jawa paling lengkap diungkap dalam van Bemmelen (1949). Sebagai pulau, Jawa secara geologi relatif muda. Pembentukan dimulai dari periode Tersier. Sebelumnya, kerak bumi yang membentuk pulau ini berada di bawah permukaan laut. Aktivitas orogenis yang intensif sejak kala Oligosen dan Miosen mengangkat dasar laut sehingga pada kala Pliosen dan Pleistosen wujud Pulau Jawa sudah mulai terbentuk. Sisa-sisa dasar laut masih tampak, membentuk fitur sebagian besar kawasan karst di selatan pulau ini.
Pulau Jawa diperkirakan muncul pada Kala Miosen, sekitar 10 juta tahun yang lalu. Munculnya Pulau Jawa diawali dengan rangkaian gunung api di laut selatan daratan Asia.
Miosen merujuk pada skala waktu geologi yang berlangsung 23,03 hingga 5.332 juta tahun lalu. Sejumlah ahli menyebutkan bahwa sejarah terbentuknya Pulau Jawa diawali aktivitas vulkanik dan tektonik. Proses pembentukan ini tidak terjadi dalam waktu semalam atau beberapa tahun saja, namun melalui proses alam secara bertahap.
Cikal bakal terbentuknya Pulau Jawa adalah Busur Kepulauan Sunda. Busur ini konon juga membentuk Pulau Sumatra, Selat Sunda, dan Nusa Tengara.
Terbentuknya Pulau Jawa terlihat jelas pada akhir zaman Pliosen dan awal zaman Pleistosen bawah, sekitar 700.000 tahun lalu. Aktivitas vulkanik dan tektonik di dalam bumi menyebabkan terbentuknya rangkaian gunung berapi besar yang beberapa masih aktif sampai saat ini.
Pulau Jawa, Pulau Sumatera, serta Pulau Kalimantan dulunya menyatu dan membentuk daratan Sunda Besar. Terpisahnya Pulau Jawa dan Pulau Sumatera terjadi karena adanya aktivitas pergerakan lempeng bumi.
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera terpisah akibat letusan Gunung Krakatau yang maha dahsyat. Anggapan ini mengacu pada Pustaka Raja Purwa yang ditulis Ronggowarsito pada 1869.
Diceritakan jika letusan Gunung Kapi atau yang diidentifikasi sebagai Gunung Krakatau telah membuat daratan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera terpisah. Namun, hingga saat ini isi pustaka tersebut masih menyimpan tanda tanya besar.
Jejak Fosil
Bukti fosil menunjukkan bahwa Pulau Jawa telah dihuni oleh berbagai spesies hewan prasejarah, termasuk mamalia besar seperti gajah purba dan kuda purba. Manusia purba juga telah tinggal di pulau ini sejak zaman Paleolitikum, seperti yang dibuktikan oleh penemuan artefak-artefak prasejarah di situs arkeologi seperti Sangiran dan Trinil.
Pulau Jawa merupakan bagian dari gugusan kepulauan Sunda Besar dan paparan Sunda, yang pada masa sebelum es mencair merupakan ujung tenggara benua Asia. Sisa-sisa fosil Homo erectus, yang populer dijuluki Manusia Jawa, ditemukan di sepanjang daerah tepian Sungai Bengawan Solo, dan peninggalan tersebut berasal dari masa 1,7 juta tahun yang lampau.
Situs Sangiran adalah situs prasejarah yang penting di Jawa. Beberapa struktur megalitik telah ditemukan di Pulau Jawa, misalnya menhir, dolmen, meja batu, dan piramida berundak yang lazim disebut Punden Berundak. Punden Berundak dan menhir ditemukan di situs megalitik di Paguyangan, Cisolok, dan Gunung Padang, Jawa Barat. Situs Megalitik Cipari yang juga ditemukan di Jawa Barat menunjukkan struktur monolit, teras batu, dan sarkofagus.
Punden berundak ini dianggap sebagai struktur asli Nusantara dan merupakan rancangan dasar bangunan candi pada zaman kerajaan Hindu-Buddha Nusantara setelah penduduk lokal menerima pengaruh peradaban Hindu-Buddha dari India. Pada abad ke-4 SM hingga abad ke-1 atau ke-5 M Kebudayaan Buni yaitu kebudayaan tembikar tanah liat berkembang di pesisir utara Jawa Barat. Kebudayaan protosejarah ini merupakan pendahulu kerajaan Tarumanagara.
Masa Kerajaan dan Kesultanan.
Kerajaan Kuno
Pulau Jawa menjadi pusat peradaban maritim pada masa kerajaan-kerajaan kuno seperti Tarumanagara, Mataram Kuno, dan Majapahit. Para penguasa di masa ini membangun sistem irigasi yang maju, memperluas perdagangan, dan memajukan seni dan sastra.
Peninggalan Budaya
Arsitektur candi-candi Hindu-Buddha seperti Borobudur dan Prambanan menjadi saksi bisu kejayaan budaya Pulau Jawa pada masa lampau. Peninggalan ini tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia tetapi juga warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO.
Zaman Kolonial dan Modern
Jejak Penjajahan
Pulau Jawa menjadi pusat penjajahan Belanda di Indonesia pada abad ke-17 hingga ke-20. Eksploitasi sumber daya alam dan sistem tanam paksa mengubah lanskap sosial dan ekonomi pulau ini secara drastis.
Perjuangan Kemerdekaan
Pulau Jawa juga menjadi panggung utama perjuangan kemerdekaan Indonesia. Perlawanan terhadap penjajah Belanda semakin menguat, terutama setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Pembangunan Modern
Setelah meraih kemerdekaan, Pulau Jawa mengalami transformasi besar-besaran dalam hal pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi. Kota-kota seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya menjadi pusat industri dan perdagangan yang penting di Indonesia.
Pulau Jawa Hari Ini
Tantangan Modern
Meskipun Pulau Jawa telah mencapai kemajuan besar, masih ada tantangan yang perlu dihadapi, termasuk urbanisasi yang cepat, polusi, dan masalah-masalah lingkungan lainnya.
Keanekaragaman Budaya
Namun demikian, kekayaan budaya Pulau Jawa tetap menjadi daya tarik utama, dengan tradisi seni, tari, dan musik yang hidup terus di antara penduduknya.
Kesimpulan
Pulau Jawa adalah jantung Indonesia, tempat di mana masa lalu yang megah bertemu dengan masa kini yang dinamis. Dari masa pra-sejarah hingga zaman modern, pulau ini telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban manusia di wilayah ini. Dengan memahami asal-usul dan sejarahnya, kita dapat lebih menghargai warisan budaya dan kekayaan alam yang dimiliki oleh Pulau Jawa.
Sumber :
https://soloraya.solopos.com/cerita-sejarah-terbentuknya-pulau-jawa-dari-sangiran-1229958
https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/04/100000869/kisah-terbentuknya-pulau-jawa?page=all