HARD SKILL DAN SOFT SKILL
Hard skill
adalah kemampuan seseorang yang bersifat nyata atau kasat mata, mencakup misalnya
kemampuan intelektual (IQ). Sedangkan soft
skill adalah kebalikannya yaitu kemampuan yang bersifat abstrak, mencakup
kemampuan pengelolaan emosi (EQ).
Emosi yang dimaksud disini tidak melulu bermakna
kemarahan. Emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam
seseorang, misalnya gembira, tertawa dan sedih.
Secara garis besar emosi dapat digolongkan menjadi 2,
yaitu emosi positif dan emosi negatif. Orang yang menduduki jabatan yang lebih
tinggi misalnya manajer sangat dianjurkan selalu menampilkan emosi yang
positif. Dengan pengelolaan emosi yang positif diharapkan berbagai manfaat
dapat diraih.
Delapan puluh persen (80%) kesuksesan manusia
ditentukan oleh bagaimana cara ia membawa diri atau mengelola emosinya di
tempat kerja.
Selain belajar formal untuk mendapatkan ilmu teori, soft skill juga tak kalah penting. Soft skill ini bisa kamu dapatkan jika
kamu berinteraksi dengan orang lain.
Dan wadah yang sesuai untuk mengasah soft skill adalah
organisasi. Organisasi apa saja, baik itu himpunan mahasiswa di kampus,
organisasi di lingkungan dan organisasi lainnya.
Mengapa soft
skill itu perlu dan penting? Soft
skill ada beberapa, diantaranya adalah leadership
dan comunication skill. Karena
tingkat pendidikan kita adalah strata satu (S1) maka didunia kerja kita akan
memimpin suatu tim yang pada umumnya tingkat pendidikan mereka adalah SMA, yang
mana pemahaman mereka akan berbeda sama sekali dengan teman kita yang sama-sama
mengenyam bangku kuliah.
Maka tidak lucu kalau kita saat akan memberikan
instruksi kepada anak buah kita, kita tidak dapat menjelaskan dengan tenang dan
jelas. Karena kita telah grogi duluan. Karena kita tidak pede.
Akan mudazir kalau kita punya segudang ide, tapi tidak
pernah terwujud, karena anak buah kita sebagai tim tidak bekerja dengan efektif
dan efisien sesuai dengan yang kita mau, sesuai dengan yang kita inginkan.
Kemampuan ini akan efektif jika kita asah. Selain
dengan organisasi, kita manfaatkan media lain, semisal saat kuliah, kita ada
yang tidak jelas. Cobalah mengacungkan tangan, lalu bertanya.
Dengan bertanya, kita telah belajar memupuk 2 hal.
Keberanian dan komunikasi. Keberanian, karena kita telah mengalahkan rasa takut
dan malu terhadap forum, bahwa kita tidak paham. Berani menepis dicap bodoh.
Dan dengan bertanya, kita belajar menata ucapan kita
secara diplomatis mungkin, sehingga pertanyaan yang kita ajukan bukan merupakan
pertanyaan bodoh, tapi merupakan pertanyaan yang cedas.
Soft skill
mencakup 3 hal yaitu sikap, komunikasi dan etika.
SIKAP
Tahu cara menjaga attitude (sikap) dan tindakan. Sikap
dan mental juga perlu dimiliki setiap orang yang ingin menapak ke jenjang karir
puncak.
Mengenai attitude, Stephen Covey menjabarkan dengan sangat
menarik yaitu mengenai prinsip 10/90, dimana 10% dari kehidupan terjadi yang
langsung, sedangkan 90% ditentukan dari cara kita bereaksi.
Untuk membentuk sikap mental dan sikap sosial maka
perlu diciptakan iklim sebagai berikut :
1. Sense
of belonging
2. Sense
of responsibility
3. Sense
of self correction
Contoh tokoh sukses yang menjadi favorit lainnya adalah
Merry Riana, dimana sebelumnya dia tidak memiliki modal, koneksi dan keahlian
apapun. Namun dengn bermodal attitude positif, ketekunan dan kerja keras
akhirnya Merry Riana mencapai kesuksesannya.
KOMUNIKASI
Komunikasi adalah masalah penyampaian. Dalam sebuah
perselisihan sebenarnya perbedaan yang ada hanyalah tipis dibandingkan yang
kita pikirkan sehingga negosiasi merupakan hal yang lebih produktif.
Komunikasi, yang tidak hanya sekedar bicara, tapi juga
mengekspresikan perasaan dalam bentuk non-verbal.
Seni komunikasi adalah bahasa kepemimpinan. Sehingga
kita perlu mempunyai kemampuan ketepatan dalam komunikasi, karena hal tersebut
sangat penting sebab kata yang salah atau salah dimengerti bisa menimbulkan
bencana.
Prinsip dasar komunikasi adalah
1. Jangan
mengkritik
2. Jangan
mengutuk
3. Jangan
mengeluh
Komunikasi merupakan manifesi dari pikiran, niat dan
kesimpulan tentang orang disekitar kita.
Kemampuan berkomunikasi yang dimaksud adalah memilih
pola pembicaraan terbaik agar maksud dan tujuan pembicaraan tercapai, dengan
cara menyusun struktur kerangka global pembicaraan dalam benak sebelum
pembicaraan berlangsung dengan mengunakan bahasa dan kata yang tepat.
Untuk meningkatkan produktivitas dibahas pula sebagian
tips yaitu dengan melakukan komunikasi "atas-atas",
"atas-bawah" dan komunikasi "bawah-bawah". Serta dihindari
komunikasi dan hierarki yang terlalu panjang karena akan berjalan dengan tidak efektif
dan efisien.
Seorang pemimpin memerlukan pemahaman mengenai cara
berkomunikasi dengan orang lain yang ada di sekitarnya terutama dengan para
anggota. Oleh karena itu, seorang pemimpin memerlukan pemahaman mengenai
komunikasi antarpribadi seperti penggunaan komunikasi verbal (ucapan) dan
nonverbal (bahasa tubuh).
Perlu melakukan komunikasi yang efektif sebagai
keahlian dasar untuk membentuk tim yang efektif, menciptakan kesatuan tujuan
dan menggerakkan organisasi ke tingkat yang lebih tinggi.
ETIKA
Mempengaruhi merupakan keahlian utama
yang harus dimiliki untuk bertahan dan meraih kesuksesan.
Orang yang mempunyai kemampuan luar
biasa adalah orang yang dapat menyakinkan orang lain dan dapat membuatnya
sepaham dengan dirinya dan mampu membuat orang lain melakukan apa yang
diinginkan.
Untuk itu kita perlu memiliki hal apa
yang dinamakan dengan Ethos atau
etika, salah satunya agar kita bisa menjadi persuasive.
Sikap etika yang baik akan ditunjukkan dengan perilaku kita seperti :
1.
Menyenangkan
2.
Jujur
3.
Tepat janji
4.
Amanah
Sebagai pejuang karier kita dituntut secara profesional
mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap pekerjaan dan terhadap perusahaan
tempat kita bernaung. Selain komitmen dan dedikasi, hal lain yang wajib kita
punya sebagai seorang pejuang karier adalah mempunyai integritas yang
ditunjukkan dengan salah satunya menjunjung tinggi nilai kejujuran.
Di dunia kerja dalam menuntut karier, kita mempunyai 2
opsi yaitu kompetensi manajerial
yang berhubungan dengan pengelolaan organisasi dan kompetensi spesialis yang berhubungan dengan suatu keahlian
tertentu dalam suatu bidang.
Perlu kita ketahui pula sebagai dalam meniti karier
pertama bahwa dalam melangkah ke dunia kerja terdapat hidden talent atau sesuatu yang tersembunyi dalam diri kita
mengenai diri kita yang akan keluar dengan sendirinya saat kita menghadapi
masalah terutama masalah baru yang asing bagi kita.
Tempaan mental yang dapat menumbuhkan semangat juang
seseorang dalam menjalani karier. Sehingga suatu ujian dan halangan hanyalah
sebuah tantangan yang harus dihadapi.
Dalam menghadapi masalah di dunia kerja, seseorang
mempunyai 2 macam karakter, yaitu open-minded,
yaitu seseorang yang mempunyai pikiran yang terbuka dan yang kedua adalah narrow-minded, yaitu orang yang
mempunyai pikiran sempit. Tentunya yang baik adalah pilihan yang pertama, dan
pada umumnya orang sukses adalah orang yang mempunyai pikiran terbuka terhadap
segala hal.
Kita harus memahami diri sendiri akan seberapa cepat
kita mempelajari sesuatu. Sehingga dengan begitu kita akan tahu kapan harus
berhenti sejenak karena selalu akan muncul titik jenuh. Saat berada pada titik
tersebut itulah saatnya kita melambatkan ritme dan menyegarkan diri supaya siap
dengan tantangan berikutnya.
Seperti halnya dengan olahraga, sebelum memasuki babak
kedua, kita wajib berhenti sejenak untuk minum setelah habis-habisan bermain
pada babak pertama.
Orang yang sukses dalam dunia kerja apapun harus
mempunyai 3 atribut, yaitu visi, disiplin tinggi dan passion yang membara. Visi adalah
keinginan dan impian kita yang menjadi harapan dan tujuan kita untuk masa
depan. Visi inilah yang menjadi alasan kita melakukan sesuatu demi masa depan.
Sehingga dengan visi yang kuat membuat kita akan selalu semangat dalam melaksanakan
rencana demi tujuan masa depan.
VISI
Visi adalah pandangan kedepan suatu perusahaan sebagai
tujuan perusahaan yang menjadi landasan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuannya tersebut pada masa depan.
Pemimpin harus mampu menentukan bagaimana masa depan
yang sesuai dengan visi dan inspirasi untuk mencapai tujuan.
Dengan memiliki visi yang baik maka kita akan mempunyai
komitmen dengan tekad baja mengejar, demi standart kerja yang tinggi.
Visi harus merupakan hal yang masuk akal sehingga sebuah
transformasi menjadi sukses. Karena dengan adanya visi yang masuk akal maka
akan sangat membantu dalam mengarahkan, meluruskan dan menginspirasi.
Dalam hubungannya dengan perubahan, maka visi yang baik
akan memberikan 3 tujuan, yaitu
1. Memperjelas
arah bagi perusahaan
2. Memotivasi
orang untuk bertindak yang benar
3. Membantu
koordinasi tindakan orang agar cepat dan efisien.
Contoh visi misalnya adalah Dahlan Iskan, yaitu saat
menjabat sebagai Menteri BUMN mempunyai visi “Kerja, Kerja dan Kerja”, sehingga salah satu tindakan di jajaran
BUMN adalah melakukan penurunan jumlah rapat namun dengan tetap tanpa
mengurangi komunikasi dan koordinasi.
Contoh lain misalnya Jeff Bezos, sang penemu Amazon,
dimana Bezos mempunyai visi "Saat
kita dapat mengubah secara mendasar proses bisnis yang utama dan melakukan
segala sesuatunya dalam cara yang benar-benar baru, maka itulah revolusi".
Banyak tokoh-tokoh yang sukses memiliki persamaan dalam
hal visi, yaitu visi yang tidak kenal kompromi, kesediaan untuk mengambil
resiko dan ketajaman wawasan bisnis yang luar biasa.
Visi yang baik pun dapat efektif saat harus melakukan
pengurangan karyawan, sehingga tindakan tersebut akan diperjuangkan demi
menyelamatkan sejumlah pekerjaan, mengurangi masalah bagi pelanggan dan pemasok
serta membantu pekerja.
DISIPLIN
Satu hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai
disiplin, terutama disiplin waktu. Karena disiplin waktu adalah jembatan menuju
produktivitas kerja yang tinggi, sekaligus bukti motivasi kerja, sifat loyal
seorang profesional.
Disiplin adalah tindakan yang senantiasa berdasar pada
tata tertib yang sudah digariskan. Untuk mencapai suatu prestasi yang baik
diperlukan kedisplinan yang tinggi.
Yaitu disiplin dalam menjalankan program-program atau
tugas-tugas yang harus dijalankan sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan
atasan, manager, pelatih maupun pembimbing yang mengarahkan Anda ke jenjang
yang lebih tinggi.
Dalam film The
Last Samurai, menggambarkan bahwasanya manusia disiplin mampu mengalahkan
pasukan yang diperlengkapi dengan persenjataan modern.
Karena disiplin bukanlah sekedar rutinitas atau hal
yang rutin atau sekedar ritual, namun lebih sebagai sebuah komitmen. Untuk itu
perlu dicamkan The Power of Now.
Rencana yang bagus harus ditunjang dengan tingkat
disiplin yang tinggi untuk melaksanakannya.
Dibutuhkan disiplin pribadi yang sangat tinggi karena
nantinya kita harus dapat menjalankan berbagai macam aktivitas yang terkadang
dalam waktu sekaligus bersamaan. Untuk itu buatlah jadwal yang baik lalu
laksanakan jadwal tersebut dengan ontime.
Robert T. Kiyosaki, menyebutkan bahwa untuk menjadi
orang sukses maka kita harus tekun, penuh inspirasi dan disiplin. Kiyosaki
mengutip perkataan Abraham Lincoln "Jika
kita sudah mengambil keputusan, maka kita sudah memenangkan separuh, dan
separuhnya lagi anda menangkan dengan tekun, sabar dan sungguh-sungguh".
Semakin jauh perjalan kita dalam meraih kesuksesan maka
waktu yang kita pakai semakin tidak terhindarkan maka untuk kita harus
mempunyai FOKUS pada PRIORITAS dan DISIPLIN. Salah satu meningkatkan
kedisiplinan adalah melakukan yang kita TIDAK SUKAI setiap hari.
Satu yang menjadi ilmu tambahan saya dan akan segera
saya praktekkan adalah strategi 1 jam. Dimana kita harus disiplin dan tertib
untuk meluangkan waktu kita sebanyak 1 jam saja untuk melaksanakan proyek
terpendam dan proyek tertunda kita.
PASSION
Dalam menemukan karier sebagai suatu proses perjalanan
panjang, bermula dari adanya MINAT, kemudian berlanjut kepada HOBI dan kemudian
PASSION.
Berawal dari Richard Bolles, tahun 1970, yang menulis
buku “What Color is Your Parachute?”
yang mengatakan bahwa "carilah apa
yang anda sukai, lalu carilah tepat yang memerlukan orang-orang seperti
anda".
Buku “What Color
is Your Parachute?” tersebut dibaca dan baru dikenalkan konsep tersebut
pada generasi Baby Boomer, yang kemudian generasi tersebut mewariskan konsep
tersebut kepada generasi selanjutnya sebagai anak-anak mereka yaitu
"Generasi Milenium".
Pekerjaan adalah hanyalah bagian dari karier. Karier
yang membahagiakan berkaitan erat dengan hal-hal seperti passion, tujuan hidup,
values, motivasi dan bukan berapa besar gaji atau fasilitas yang diperoleh dari
pekerjaan.
Setelah pikiran dan paradigma sudah mulai berubah dan
kembali ke jalan yang benar, kemudian kita akan dituntun oleh buku kedua
bagaimana cara mencari, menemukan dan meraih karir yang sesuai dengan passion
kita.
Pola pikir umum yang berkembang adalah ikuti
passion-mu. Namun tidak salah jika kita biarkan passion yang mengikuti kita.
Agar passion mengikuti kita makan paksa diri kita
melalui bekerja, paksa kembali diri kita hingga muncul keahlian pada diri kita.
Pada akhirnya karyawan yang bahagia bukanlah orang yang bekerja sesuai dengan
passion mereka, namun orang yang akhirnya ahli dalam menguasasi bidang mereka.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang
mengejar passion mereka adalah orang yang berfokus pada apa yang bisa dunia
berikan kepada dia sendiri, seharusnya dan lebih baik jika kita menjadi orang
yang berfokus pada apa yang bisa kita berikan kepada dunia. Kita perlu
memberikan sesuatu yang berharga jika kita menginginkan pekerjaan yang hebat.
Terdapat sebuah penelitian terhadap 1500 orang, dimana
dibagi menjadi 2 kelompok. Yaitu kelompok A yang terdiri dari 1245 orang yaitu
tipe orang yang akan mencari uang dulu lalu baru akan melaksanakan apa yang
diinginkan. Sedangkan kelompok B terdiri dari 255 orang sisanya, dimana orang
dalam kelompok ini akan mengejar minat dan passion mereka terlebih dulu.
Alhasil setelah 20 tahun, dari total 1500 orang tersebut terdapat 101 jutawan,
yang terdiri dari 1 orang dari kelompok A dan sisanya yaitu 100 orang dari
kelompok B.
No comments:
Post a Comment