Pages

Friday, September 1, 2023

Smart Teenager Jangan Sampai Kalah dengan Smart Phone

Definisi remaja ( Teen / Teenager ) adalah masa dimana manusia sudah melewati usia anak-anak namun belum masuk dewasa, Atau bisa dikatakan masa peralihan dari usia anak-anak menuju dewasa. 

Dalam pengertian remaja diatas, Manusia sudah tidak berada pada masa anak-anak namun juga belum masuk kategori dewasa. Ini terjadi pada saat manusia berusia 10 tahun atau 11 tahun sampai usia 21 tahun atau 22 tahun.

Jadi pada masa atau usia tersebut diatas, Manusia sedang tumbuh atau berkembang untuk menjadi orang dewasa dari anak-anak. Inilah yang disebutkan oleh beberapa ahli bahwa remaja merupakan masa transisi dari usia anak-anak menuju kedewasaan.

Remaja merupakan masa transisi. Disebut transisi karena adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana terjadi pertumbuhan signifikan baik fisik, alat reproduksi, hormon, otak sehingga memengaruhi perkembangan kognisi, emosi, komunikasi dan relasi sosial. Terjadi perbedaan masa remaja yang dialami remaja dulu dengan remaja masa kini. Remaja masa kini hidup dalam kemajuan teknologi khususnya internet yang sangat pesat. Remaja masa kini adalah remaja yang hidup dengan internet. Mereka bergaul akrab dengan gadget.

Kemajuan ini tentunya banyak membawa pengaruh kepada remaja. Kemajuan internet selain membawa dampak positif namun membawa dampak negatif. Selain mendengar kabar tentang hebatnya prestasi yang diukir remaja saat ini namun banyak pula kabar tidak enak yang diberitakan tentang remaja yang bermasalah akibat tidak cerdas dalam bergadget. Remaja bukan saja sebagai generasi penerus bangsa, juga merupakan penerus kaum dan keluarga yang tentunya diharapkan menjadi suatu kebanggaan.

Untuk menyelamatkan masa depan remaja sebagai generasi penerus, mereka perlu diedukasi secara intensif untuk meningkatkan pemahaman mereka secara komprehensif baik dalam hal tanggung jawab, tugas dan peran mereka. Salah satu bentuk edukasi yang perlu diberikan kepada remaja adalah literasi digital yakni pengetahuan dan kecakapan pengguna memanfaatkan internet dalam bermedia digital (bergadget).

Diharapkan remaja sebagai pengguna gadget menjadi Smart Teenager yang memiliki kemampuan untuk menemukan, mengerjakan, mengevaluasi, menggunakan, membuat serta memanfaatkan gadget  dengan bijak, cerdas, cermat serta tepat sesuai kegunaannya.

Teenager atau usia remaja, biasanya berkaitan erat dengan kenakalan remaja, yaitu pelanggaran norma, aturan dan hukum dalam masyarakat. Faktanya, hari ini remaja kita banyak yang terjerumus pada hal-hal semisal narkoba, tawuran, seks pra nikah, aborsi dan masih banyak lagi perilaku menyimpang lainnya.

Seolah usia remaja menjadi momok yang mengerikan untuk sebagian orang, bahkan bagi masyarakat. Indikasi yang disebut menjadi penyebab kenakalan remaja adalah krisis identitas, lemahnya kontrol diri hingga faktor keluarga dan perceraian orang tua.

Ilmu pengasuhan di pasaran banyak mengajarkan kepada orang tua untuk menjaga anak-anaknya agar terhindar dari kenakalan remaja dengan berbagai kegiatan. Misalnya, berolahraga, melakukan berbagai aktivitas ekstrakurikuler musik, tari dan sebagainya.

Hal tersebut dianggap sesuai dengan tahap perkembangan fisik dan emosi anak. Tak hanya itu, kadang orang tua dituntut untuk dapat mengalihkan dorongan seksual anak remajanya juga dengan aktivitas fisik berupa olahraga.

Terlepas dari cara tersebut bekerja atau tidak, orang tua perlu waspada terhadap perkembangan teknologi. Karena perkembangan mental anak berada dalam genggaman mereka. Apa yang anak-anak lihat akan mempengaruhi pemikiran dan tentunya pemikiran mendorong lahirnya perilaku.

Peristiwa terdekat yang mampu kita lihat adalah efek setelah penayangan film Dilan, Say I Love You, Dua Garis Biru dan semisalnya. Bila dilihat dari adegan film Dilan misalnya, banyak adegan negatif yang dipertontonkan, seperti pacaran secara terbuka, perkelahian dengan guru dan sesama pelajar.

Konten yang ditayangkan cenderung memicu rasa penasaran remaja hari ini untuk ikut melakukan hal serupa. Hal ini terjadi juga karena standar baik dan buruk, sukses atau tidak bersandar pada orang-orang tenar seperti aktor dan aktris.

Sungguh miris bangsa kita hari ini. Tontonan yang harusnya menjadi tuntunan sekaligus teladan tak mampu kita dapatkan. Padahal dalam peradaban Islam, tokoh-tokoh penggerak perubahan berasal dari golongan  muda, 7 diantara sahabat Rasullulah الله عليه وسلم صلى adalah para pemuda yang usianya dibawah 30 tahun termasuk di dalamnya adalah remaja.

Mereka dibalut oleh keimanan dan ketakwaan serta pengetahuan yang mumpuni dalam membangun negara. Tak hanya itu, generasi muda muslim juga memiliki kepribadian yang unik dan bermartabat.

Jika Indonesia didominasi oleh generasi muda muslim yang bertakwa, bukan tidak mungkin bangsa ini dapat menjadi negara berprestasi dan mampu membangun peradaban yang unik seperti yang dicontohkan Rasul dan para sahabat. Maka, sepertinya perlu menstandarkan kepribadian remaja Indonesia pada standar Islam.

ZAMAN now istilah yang sudah sering kali menggema di telinga.  Sudah viral sekali akhir-akhir ini. Khususnya di Indonesia. Kendati demikian, istilah zaman now yang ditayangkan, tak sesuai dengan aturan-aturan Islam yang ada. Para pemuda menjadi incaran, para remaja menjadi buram. Problematika publik tengah merasakan riuhnya pembahasan mengenai anak muda zaman sekarang, atau istilahnya zaman now, semua media sosial baik cetak maupun elektronik seperti menertawakan suramnya masa depan mereka.

Melihat hal demikian, rasanya sangat ironis sekali peran pemuda dan pemudi merasa kehilangan sosok karakter yang sebenarnya. Kebobrokan moral yang terus menerus menggerogoti para remaja. Generasi muda menjadi salah, merasa ditelanjangi oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab. Bukannya malah memotivasi melainkan meracuni para penerus bangsa saat ini. Khususnya para pemuda dan pemudinya. Sejatinya ini merupakan pengaruh budaya-budaya barat yang sengaja untuk membunuh karakter para pemuda dan remaja Indonesia saat ini. Jadi sangat mungkin untuk menghancurkan pemuda Islam khususnya melalui pemuda dan remajanya. Mereka hanya perlu terus dihasut supaya menyimpang dari aturan Islam yang ada.

Hari demi hari, tahun demi tahun, terus saja terjadi perubahan yang sangat signifikan. Dekadensi moral yang terjadi di kalangan pemuda Islam semakin mengkhawatirkan. Kemurnian ajaran Islam yang dulu sangat disakralkan sekarang terkesan biasa saja. Ini menjadi tugas kita bersama untuk membangun kembali peradaban yang lebih baik, khususnya para pemuda dan remaja Islam untuk menjadi lebih baik. Karena pemuda merupakan aset bangsa kita untuk meneruskan generasi selanjutnya atau yang akan datang. Bagaimana kalau seandainya peradaban saat ini berkaca terhadap zaman now yang menggambarkan tidak senonoh terhadap pemuda dan remaja saat ini. Tidak bisa dibayangkan apabila penerus seperti demikian menjadi penerus bangsa kita. Bisa hancur dunia ini, apabila hal tersebut bisa terjadi kalau tidak sesuai dengan aturan aturan Islam yang ada. Coba kita renungkan sejarah abad terdahulu generasi muda Islam yang sangat luar biasa.

Supaya menjadi teladan terbaik untuk semua umat Islam khususnya para pemuda dan remaja. Catatan-catatan sejarah, di mana Islam selalu mampu melahirkan generasi-generasi hebat dambaan umat, yang walau di usia belia telah mampu menorehkan tinta emas dalam sejarah, mengharumkan nama Islam, dan membuat Islam memenangkan peradaban. Merekalah yang dengan ribuan pemuda dan remaja lainnya  memperjuangkan dan mendakwahkan Islam dengan dorongan iman, menghabiskan waktunya siang dan malam untuk kepentingan Islam, hingga kini kita tetap mampu mereguk manisnya iman dan damainya Islam saat ini.

Mari tengok kembali kisah Usamah bin Zaid yang diangkat oleh Rasulullah menjadi komandan pasukan kaum muslimin dalam penaklukan Syam padahal baru berusia 18 tahun. Atau kisah Imam Syafi’i yang telah hafal Alquran di usia 9 tahun, serta Ibnu Sina yang telah hafal Alquran di usia 5 tahun bahkan kemudian mampu menjadi bapak kedokteran dunia. Tentu kita tidak akan lupa kisah heroik Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel yang mampu menjadi sultan di usia muda. Juga, kisah Zaid bin Tsabit yang dengan gagah berani berjihad di usianya yang baru 13 tahun. Kemudian diperintahkan untuk menghimpun wahyu di usia 21 tahun.

Itulah generasi muda militan Islam terdahulu yang gaungnya masih terdengar sampai saat ini. Apakah tidak mungkin, jika kita menyamai prestasi gemilang yang telah mereka ukir di zamannya? Tentunya sangat mungkin untuk kita bisa menyamai mereka. Dengan cara berkomitmen dan berusaha, serta bersungguh-sungguh untuk menyamai mereka sebagai pemuda yang telah mengharumkan nama Islam di zamannya. Apabila hal demikian bisa dicapai dan dilakukan khususnya di Indonesia menjadi sangat luar biasa untuk bisa mengharumkan bangsa Indonesia.


Sumber :

https://www.anakmandiri.org/2023/08/04/pendidikan-literasi-digital-untuk-remaja-smart-teenager-smart-gadgets/

https://remajanew.blogspot.com/2015/01/Definisi-arti-pengertian-remaja.html

https://smkswadayaglobalschool.sch.id/read/10/islam-dan-remaja-masa-kini

No comments:

Post a Comment

Mengetahui Kapan Harus Pergi

Pentingnya Melepaskan di Waktu yang Tepat Dalam hidup, ada momen-momen di mana kita harus berani mengambil keputusan untuk pergi. Baik itu d...