Pages

Sunday, February 23, 2025

Tulisan Adalah Cerminan Jiwa dan Prasangka

Setiap kata yang tertuang dalam tulisan bukan sekadar rangkaian huruf, tetapi juga cerminan kondisi jiwa penulisnya. Tulisan bisa menjadi ekspresi emosi, kegelisahan, kebahagiaan, atau bahkan luka yang tak terucapkan. Ketika seseorang menulis dengan penuh amarah, kita bisa merasakan ledakan emosinya di setiap kalimat. Begitu pula saat tulisan dipenuhi dengan kelembutan, kita tahu bahwa ada kedamaian yang menyelimutinya. Tulisan adalah jendela yang memperlihatkan isi hati dan pikiran seseorang.

Namun, di sisi lain, tulisan juga sering kali dipengaruhi oleh prasangka. Apa yang kita tulis bisa saja bukan sepenuhnya kebenaran, tetapi interpretasi berdasarkan pengalaman, sudut pandang, atau bahkan bias yang kita miliki. Tulisan yang sama bisa dimaknai berbeda oleh orang lain, tergantung pada latar belakang dan cara mereka melihat dunia. Setiap tulisan mengandung subjektivitas, karena ia lahir dari pikiran yang tidak pernah sepenuhnya netral.

Oleh karena itu, menulis bukan hanya soal menyampaikan ide, tetapi juga tentang memahami diri sendiri. Apakah tulisan kita mewakili kenyataan atau hanya prasangka yang belum teruji? Apakah kita menulis dengan hati yang tenang atau dengan emosi yang sedang berkecamuk? Sebab, apa yang kita tuangkan di atas kertas adalah pantulan dari apa yang kita pikirkan dan rasakan.

Maka, sebelum menulis, ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri: Apakah ini cerminan jiwaku yang sesungguhnya, atau hanya prasangka yang ingin kubenarkan? Sebab, tulisan memiliki kekuatan besar—ia bisa menerangi atau justru menyesatkan.

No comments:

Post a Comment

Belajar dari Siklus Kehidupan

Pohon yang Sama, Musim yang Berbeda: Ingatlah, Segala Sesuatu Bersifat Sementara Pernahkah kamu melihat pohon yang sama di musim yang berbed...