Pernahkah kamu merasa serba salah? Saat memilih diam, orang menuduhmu menyembunyikan sesuatu atau dianggap tidak peduli. Tapi ketika mencoba menjelaskan, malah diputarbalikkan dan disalahkan. Seolah apa pun yang dilakukan selalu salah di mata orang lain.
Realitanya, tidak semua orang benar-benar ingin mendengar penjelasan kita. Beberapa hanya ingin mencari kesalahan, bukan memahami. Mereka tidak peduli dengan kebenaran, yang mereka inginkan hanyalah tetap berada di posisi benar dan melihat kita di posisi salah. Dalam situasi seperti ini, sekeras apa pun kita menjelaskan, tetap saja mereka akan menemukan celah untuk menyalahkan.
Di sisi lain, diam juga bukan solusi yang selalu berhasil. Kadang, ketika memilih untuk tidak banyak bicara, kita malah dianggap menghindar atau menutup diri. Orang mulai membuat asumsi sendiri, mengarang cerita yang semakin jauh dari kenyataan. Dan ketika akhirnya kita angkat suara untuk meluruskan, reaksi yang didapat justru lebih buruk—dituduh membela diri, mencari alasan, atau bahkan semakin dipersalahkan.
Lantas, apa yang harus dilakukan? Tidak semua hal perlu dijelaskan, dan tidak semua orang layak mendapat penjelasan. Ada saatnya berbicara, ada saatnya membiarkan waktu yang menjawab. Orang yang benar-benar mengenal dan peduli padamu tidak akan membutuhkan banyak kata untuk mengerti. Sedangkan mereka yang hanya ingin menyalahkan, akan tetap berpegang pada versinya sendiri, sejelas apa pun kamu berbicara.
Pada akhirnya, kita tidak bisa mengontrol bagaimana orang lain berpikir, tapi kita bisa mengontrol bagaimana kita merespons. Jika penjelasan hanya akan menambah luka, mungkin lebih baik membiarkan mereka berpikir sesuka hati. Jika diam dianggap salah, biarkan saja—karena terkadang, ketenangan jauh lebih berharga daripada menang dalam perdebatan yang tidak akan pernah ada akhirnya.
No comments:
Post a Comment