Pages

Sunday, April 27, 2025

Pertemuan Antara Dua yang Sama-sama Sepi

Di dunia yang riuh ini, ada jiwa-jiwa yang berjalan dalam diam. Bukan karena mereka tidak punya suara, tetapi karena terlalu lama berbicara pada ruang kosong yang tak pernah menjawab. Ada yang pandai tertawa di keramaian, tetapi pulang membawa sunyi yang pekat. Ada pula yang terbiasa kuat di siang hari, namun larut dalam hening malam yang penuh kegelisahan. Dan di tengah sunyi itulah, terkadang semesta mempertemukan dua jiwa yang sama-sama sepi.

Pertemuan semacam ini bukan ledakan cinta yang gegap gempita seperti di layar film. Ia hadir pelan, tenang, dan kadang tidak disadari. Dua orang yang sama-sama terbiasa sendiri, bertemu tanpa ekspektasi—hanya ingin didengar, hanya ingin dimengerti tanpa banyak kata. Tidak perlu basa-basi panjang, karena kesunyian mereka berbicara dalam bahasa yang sama: bahasa keheningan yang hangat.

Mereka tidak saling mengisi kekosongan, karena masing-masing telah belajar menerima kesepiannya. Namun mereka saling menemani, dan itu lebih dari cukup. Karena bagi dua orang yang sama-sama sepi, kehadiran yang tidak mengganggu adalah bentuk kenyamanan paling jujur. Duduk bersebelahan tanpa merasa canggung, berjalan beriringan tanpa perlu tujuan jelas—itulah bentuk kebersamaan yang tidak banyak dimiliki oleh mereka yang terlalu sibuk mencari gemerlap.

Pertemuan ini bukan tentang menyembuhkan luka satu sama lain, tapi tentang saling menghargai prosesnya. Mungkin salah satu dari mereka masih menambal hati yang robek, dan yang lain hanya diam menunggu tanpa memaksa. Mereka tahu bahwa tidak semua rasa harus buru-buru diberi nama. Kadang, cukup hadir sebagai teman di tengah sunyi yang menyesakkan, menjadi pelita kecil di lorong yang gelap.

Dan jika semesta mengizinkan mereka untuk terus berjalan bersama, maka pertemuan dua kesepian itu akan menjelma menjadi rumah. Rumah yang tidak mewah, tapi selalu terbuka untuk pulang. Tempat di mana air mata tidak perlu disembunyikan, dan tawa tak harus dibuat-buat. Tempat di mana dua hati akhirnya bisa bernafas lega, karena tidak lagi harus menghadapi dunia seorang diri.

Pertemuan antara dua yang sama-sama sepi adalah kisah yang tenang tapi dalam. Ia tidak selalu romantis, tetapi nyata. Dan mungkin, itulah bentuk cinta paling tulus—bukan karena ingin dimiliki, tapi karena ingin menemani.

No comments:

Post a Comment

Tidak Ada Sepatu yang Sekali Melangkah Langsung Menuju Kesuksesan

Dalam perjalanan hidup, banyak orang menginginkan kesuksesan instan. Mereka ingin satu langkah kecil langsung membawa mereka ke puncak keber...