Pages

Saturday, April 12, 2025

Hari Demi Hari, Aku Melatih Hatiku Menerima Kekecewaan—Bahkan dari Orang yang Aku Cintai

Day by day, I am training my heart to accept disappointments even from people I love.

Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada dikecewakan oleh mereka yang kita cintai. Orang asing bisa menyakiti kita, dan kita mungkin hanya akan mengangkat bahu. Tapi saat kekecewaan datang dari seseorang yang kita percayai, seseorang yang kita harapkan akan ada untuk kita—rasa sakit itu menembus lebih dalam. Ia merambat pelan ke relung hati, mengguncang kepercayaan, dan meninggalkan luka yang sulit dilihat tapi sangat terasa.

Namun hidup tidak pernah menjanjikan bahwa cinta akan selalu diiringi kebahagiaan. Justru kadang, cinta adalah jalan terjal yang menguji kesabaran, keikhlasan, dan kekuatan hati. Maka hari demi hari, aku belajar. Bukan untuk berhenti mencinta, bukan pula untuk menjadi dingin. Tapi aku belajar melatih hatiku agar tak mudah rapuh saat kenyataan tak seperti yang aku harapkan.

Aku belajar bahwa orang-orang yang aku cintai—mereka tetap manusia. Mereka bisa salah, mereka bisa lupa, dan mereka bisa mengecewakan tanpa sengaja. Harapan sering kali terlalu tinggi, dan ekspektasi yang tidak diucapkan bisa menjadi jebakan yang menyakitkan. Maka aku belajar menurunkan harapan, bukan karena menyerah, tapi karena ingin menjaga damai di dalam dada.

Latihan ini tidak mudah. Ada hari-hari di mana air mata jatuh begitu saja, bukan karena marah, tapi karena kecewa. Ada momen di mana aku ingin menyerah, ingin berhenti peduli. Tapi aku tahu, tidak ada yang salah dengan mencintai. Yang perlu aku ubah hanyalah caraku menerima kenyataan.

Melatih hati untuk menerima kekecewaan bukan berarti membiarkan diri terus disakiti. Ini tentang menyadari bahwa cinta yang dewasa harus dibarengi dengan penerimaan—terhadap kekurangan, terhadap perbedaan, dan terhadap kenyataan bahwa tidak semua cinta berbalas seperti yang kita harapkan.

Dan di setiap hari yang berlalu, meski perlahan, aku merasa lebih kuat. Bukan karena aku tidak lagi merasa sakit, tapi karena aku tahu: aku sedang bertumbuh. Aku sedang belajar mencintai tanpa menggenggam terlalu erat. Aku sedang belajar untuk tetap baik, meski tidak selalu diperlakukan baik.

Inilah perjalanan hatiku. Hari demi hari. Latihan kecil yang terus aku jalani. Menerima, melepaskan, memaafkan—dan tetap mencinta. Meski kadang, cinta itu harus diam-diam disimpan, agar tidak kembali melukai.

No comments:

Post a Comment

Saya Bertahan Hidup Sendirian dari Banyak Badai, Sekarang Mereka Menawarkan Saya Payung untuk Hujan

I Survived Too Many Storms Alone, Now They Are Offering Me Umbrella for Rain” Ada masa dalam hidup ketika kita harus menghadapi badai sendir...