Dalam hidup, sering kali kita mendambakan sesuatu atau seseorang dengan sepenuh hati. Kita menyusun harapan, membangun rencana, bahkan menaruh perasaan yang begitu dalam. Namun, satu kenyataan pahit yang tak bisa dielakkan adalah: tidak semua yang kita mau, mau juga sama kita.
Hal ini berlaku dalam banyak aspek kehidupan — cinta, pekerjaan, persahabatan, atau bahkan cita-cita. Kita bisa saja mengejar sesuatu dengan sungguh-sungguh, berusaha sekuat tenaga, tetapi pada akhirnya tak semua yang kita perjuangkan akan membalas dengan hasil yang kita harapkan.
Belajar Menerima Penolakan
Penolakan memang tidak menyenangkan. Rasanya seperti ditolak oleh dunia, seperti tidak cukup layak atau tidak cukup baik. Namun, penolakan bukan akhir dari segalanya, melainkan bentuk lain dari perlindungan atau arah yang lebih baik. Mungkin yang kita mau bukan yang terbaik untuk kita. Mungkin ada sesuatu yang lebih tepat menanti di tempat lain.
Tidak Ada yang Salah dengan Berharap
Berharap itu manusiawi. Kita semua ingin sesuatu yang indah dalam hidup. Tapi berharap tanpa kesiapan untuk kecewa akan menjadi bumerang. Maka penting untuk menyadari sejak awal bahwa keinginan tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan, dan itu bukan berarti kita gagal — itu hanya berarti hidup sedang mengarahkan kita ke pelajaran yang lebih dalam.
Membedakan Keinginan dan Kebutuhan
Kadang yang kita mau hanyalah keinginan sesaat yang tampak mengilap. Tapi hidup tak selalu memberi apa yang kita mau, melainkan apa yang kita butuhkan. Di sinilah pentingnya refleksi: apakah yang kita kejar benar-benar sesuatu yang akan membahagiakan kita, atau hanya fatamorgana yang terlihat indah dari kejauhan?
Melepaskan Bukan Kalah
Melepaskan sesuatu yang kita inginkan bukan berarti menyerah atau kalah. Justru itu bisa menjadi bentuk kemenangan — karena kita telah dewasa cukup untuk tidak memaksakan sesuatu yang tidak bisa dipaksakan. Tidak semua yang kita mau akan memberi kita kedamaian. Dan tidak semua hal yang kita lepaskan akan membuat kita kehilangan.
Penutup: Yang Tulus Tak Perlu Dipaksa
Pada akhirnya, yang benar-benar untuk kita akan datang tanpa perlu kita mengejarnya dengan luka dan kelelahan. Apa yang mau bersama kita akan bertahan, apa yang tidak akan pergi dengan sendirinya. Maka belajarlah untuk menerima, meski hati belum rela. Karena dalam proses menerima itulah, kita perlahan akan menemukan kedamaian yang jauh lebih utuh dibanding terus mengejar yang tak pernah ingin tinggal.
No comments:
Post a Comment